Senin, 30 Mei 2011

Ditemukan Bukti Ilmiah Mukjizat Rasulullah Membelah Bulan

Berbagai macam mukjizat telah diberikan Allah SWT kepada kekasihNya Rasulullah Muhammad SAW, untuk memberi kebenaran atas Kerasulan yang disandangnya. Salah satu mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW, ialah "Membelah Bulan".
Sebagaimana hadis daripada Abdullah bin Mas `ud Radhiyallahu'anhu berikut ini, ia berkata:
"Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah SAW lalu Rasulullah SAW bersabda: Saksikanlah oleh kalian." (Shahih Muslim No. 5010)

Hadis daripada Anas RA, dia berkata:
"Penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali." (Shahih Muslim No. 5013)

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggeris mengajukan soalan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
"Mengenai ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggeris bahagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Quran. "

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya: "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi" Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah terbelah "mengandung mukjizat secara ilmiah?"

Maka professor pun menjawabnya:
"Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak boleh menjangkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadis-hadis Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu.

Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu ".

Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Makkah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, cuba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang boleh membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?"

Rasulullah bertanya, "Apa yang kamu inginkan? Mereka menjawab: Cuba belah bulan ". Maka, Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu, Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka, serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!"

Akan tetapi, para ahli mengatakan bahawa sihir memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak boleh menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka, mereka pun menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Lalu, orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Makkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Makkah, orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?" Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali ... ".

Akhirnya, sebahagian mereka pun beriman sedangkan sebahagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh kerana itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat dan telah terbelah bulan. Ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap .... (Sampai akhir surat Al-Qamar). Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar

Dan setelah selesai Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggeris dan memperkenalkan diri seraya berkata: "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggeris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan? "

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: "Dipersilahkan dengan senang hati."

Daud Musa Pitkhok berkata:
"Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku terjemahan makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya, dan aku pun membawa terjemahan itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Quran itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya:

"Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan [1434]. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya [1435]. "(Surah Al-Qamar: 1-3)

[1434] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan", ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

[1435] Maksudnya, bahawa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang telah ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, iaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.

Maka aku pun bergumam: "Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan boleh terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang boleh melakukan hal itu??? "

Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisyen Inggeris. Saat itu ada sebuah diskusi hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika Syarikat. Ketiga pakar angkasa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke angkasa lepas.

Daripada itu, di antara perbincangan hangat tersebut adalah tentang turunnya angkasawan menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan angkasa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.

Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata: "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?"

Mereka pun menjawab: "Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. "

Maka presenter itu pun bertanya: "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?"

Mereka menjawab: "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!"

Presenter pun bertanya: "Bagaimana kamu boleh yakin akan hal itu?"

Mereka menjawab: "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah dan terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi, kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggeris mengatakan:
"Maka aku pun turun dari kerusi dan berkata," Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Subhanallah. "

Agama Islam ini tidak mungkin salah (aku pun bergumam): "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar sambil mencucurkan air mata, saat itulah awal aku menerima dan masuk Islam, saat terindah dalam hidupku sekaligus saat paling penting "

Kamis, 05 Mei 2011

Makna AL Masih Dan Ad Dajjal

MAKNA AL-MASIH DAN MAKNA AD-DAJJAL

MAKNA AL-MASIH

Abu Abdillah Al-Qurthubi menyebutkan dua puluh tiga variasi bentuk kata dari lafal Al-Masih ini. (At-Tadzkiroh: 679). Dan pengarang Al-Qamus memecahnya menjadi lima puluh bentuk kata. [Vide: Tartibul Qamus 4: 239. Penyusun kamus ini mengatakan bahawa dia menghuraikan variasi bentuk kata ini dalam kitabnya Syarhu Masyariqil anwar dan lain-lain].

Lafaz Al-masih boleh bererti As-Siddiq (yang benar / suka kepada kebenaran) dan adhalil Al-Kazzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Al-Masih Isa 'alaihissalam adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad-Dajjal Adalah Adh-dhalil Al-Kazzab.

Allah mencipta dua Al-Masih yang kontradiktif. Isa 'alaihissalam adalah Al-Masih pembawa petunjuk. yang dapat menyembuhkan buta dan penyakit sopak (penyakit kulit yang tidak mempunyai zat warna). dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah Al-Masih kesesatan yang menyebarkan fitnah kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasanya seperti menurunkan hujan. menghidupkan bumi dengan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dajjal disebut masih kerana salah satu matanya terhapus (buta), atau kerana ia menghapuskan bumi selama empat puluh hari. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadis 4: 326 - 327; dan Li-sanul Arab 3: 594-595]

Dan pendapat yang pertama (bahawa Dajjal buta sebelah matanya) adalah pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadis "Bahawasanya Dajjal dipadam (buta) sebelah matanya." [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 61]

MAKNA AD-DAJJAL
Adapun kata Ad-Dajjal ini diambil dari perkataan mereka: "dajala Al-ba'iiro idzaa tholaahu bi Al-qothiron waghoththoo bihi" (Seseorang itu mendajjal unta bila melumurinya dengan ter / aspal dan menutupnya dengannya). "[Periksa: Lisanul Arab11: 236, dan Tartibul Qamus 2: 152]

Dan asal makna "Dajjal" ialah "Al-Kholath" (mencampur, mengacaukan, membingungkan). Dikatakan bahawa "seseorang itu berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi." dan "Ad-Dajjal" ialah manipulator dan pembohong yang luar biasa. Lafaz ini termasuk bentuk mubalaghah (menyangatkan / intensitas) mengikuti wazan "fa'aal", artinya banyak menelurkan kebohongan dan kepalsuan. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadis 2: 102].

Dan bentuk jamaknya ialah "dajjaaluun", sedang Imam Malik menjamakkannya dengan bentuk "dajaajilah" sebagai jamak taksir (Lisanul Arab 11: 236). Al-Qurthubi mengatakan bahawa lafaz "dajjal" menurut lughat dapat diucapkan dalam sepuluh bentuk. [At-Tadzkirak: 658].

Lafaz Dajjal sudah menjadi isim alam (kata nama) bagi Al-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya, sehingga kalau disebutkan kata "Dajjal" maka yang akan ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.

Dan "Dajjal" itu dinamakan "Dajjal" kerana ia menutup kebenaran dengan kebatilan atau kerana ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan.kepalsuan. dan penipuannya ke atas mereka.

Dan ada yang mengatakan kerana ia menutupi bumi dengan banyaknya ke-lompoknya. [Lisanul Arab 11: 236-237, dan Tartibul Qamus 2: 152].

SIFAT-SIFAT DAJJAL DAN HADITS-HADITS YANG BERKENAAN DENGANNYA
Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak Adam yang mempunyai beberapa sifat sebagaimana dalam beberapa hadis agar manusia mengetahuinya dan berhati-hati terhadapnya, sehingga apabila kelak ia muncul, maka orang-orang yang beriman dapat me-ngenalnya serta tidak terfitnah olehnya.

Sifat-sifat inilah yang membezakannya daripada manusia lain sehingga tidak tertipu olehnya kecuali orang yang jahil yang bakal celaka. Kita memohon keselamatan kepada Allah.

DI ANTARA SIFAT-SIFAT DAJJAL
Dia adalah seorang muda yang berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-oleh buah anggur yang masak (tak bercahaya) dan matanya sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudutnya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa ', ra' secara berasingan, atau tulisan "kafir" secara bersambung / berangkai, yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang boleh menulis maupun yang tidak boleh menulis. Dan di antara tandanya lagi ialah mandul, tidak punya anak.

Berikut ini beberapa hadis sahih yang menyebutkan ciri-ciri tersebut, yang juga merupakan dalil akan munculnya Dajjal:

[1]. Dari Umar Radhiyallahu 'anhu bahawa Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

"Ertinya: Apabila saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan tawaf di Baitullah ...." Lalu beliau mengatakan bahawa beliau melihat Isa Ibnu Maryam 'alaihissalam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya dengan sabdanya: "Dia itu seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak '(tak bersinar). "Para sahabat berkata," Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathn [1], seorang laki-laki dari Khuza'ah . " [Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid.Dajjal 13: 90: Sahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam wal-Masihid Dajjal 2: 237].

[2]. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu bahawa Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam pernah menyebut-nyebut Dajjal di hadapan orang ramai, lalu beliau bersabda:

"Ertinya: Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah. Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta.sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul." [Shahih Bukhari, Kitabul Fitan. Bab Dzikrid Dajjal 13: 90 dan Sahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asy-Röthis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 59].

[3]. Dalam hadis An-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, Rasulullah saw bersabda dalam menyifatkan Dajjal, bahawa dia adalah seorang muda yang berambut sangat keriting (kribo), sebelah matanya tak bercahaya, mirip dengan Abdul' Uzza bin Qathan. [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 65].

[4]. Menurut hadis yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

"Ertinya: Sesungguhnya Masih Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan gemuk, berambut kribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak menonjol serta tidak tenggelam. Jika ia memanipulasi kamu, maka ketahuilah bahawa Tuhanmu tidak buta sebelah matanya." [Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud 11: 443. Hadis ini darjatnya sahih. Periksa: Shahih Al-Jami 'As-Shaghir 2: 317-318, hadis nombor 2455].

[5]. Dalam hadis Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

"Ertinya: Adapun Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya. Lebar jidatnya, bidang dadanya bahagian atas dan bengkok" [Musnad Imam Ahmad 15: 28-30 dengan tahqiq dan syarah Ahmad Syakir. Dia berkata, "Isnadnva sahih." Hadis ini juga dihasankan oleh Ibnu Katsir. Periksa: An-Nihayah Fil Fitan wai Malahim 1: 130 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini].

[6]. Dalam hadis Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

"Ertinya: Dajjal itu buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya." [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 60-61].

[7]. Dalam hadis Anas Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

"Ertinya: Dan di antara kedua-dua matanya termaktub tulisan" kafir "[Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13: 91 dan Sahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothus Sa'ah, Bab sa'ah, bab Dzikrid Dajjal 18: 59 ].

Dan dalam satu riwayat disebutkan:

"Kemudian beliau mengejanya-kaf fa ra-yang dapat dibaca oleh setiap muslim." [Sahih Muslim 18: 59].




Dan dalam satu riwayat lagi dari Hudzaifah:

"Dapat dibaca oleh setiap orang yang beriman, baik ia tahu tulis baca atau tidak." [Sahih Muslim 18: 61].

Tulisan ini (yang ada di antara kedua-dua mata Dajjal) adalah hakiki, sesuai dengan lahirnya, dan tidak sukar untuk diketahui oleh sebahagian orang (yang muslim) dan tidak diketahui oleh sebahagian orang lagi (yakni orang kafir) [2] bahkan orang muslim yang buta huruf pun dapat membacanya. Hal ini disebabkan kemampuan memandang itu diciptakan oleh Allah bagi hamba-Nya bagaimana dan bila-bila masa ia berkehendak. Tulisan ini dapat diketahui oleh mukmin dengan pandangan matanya, walaupun dia tidak kenal tulis-menulis, dan tidak dapat diketahui oleh kafir sekalipun dia tahu baca tulis. sebagaimana keadaan orang-orang yang beriman dapat mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah dengan pandangan matanya sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya. Maka Allah menciptakan pengetahuan bagi orang mukmin tanpa mengalami proses belajar mengajar. sebab pada zaman itu memang terjadi hal-hal yang luar biasa. [Fathul-Bari 13: 100].

Imam Nawawi berkata, "Pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq ialah bahawa tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenarnya) sebagai suatu tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah di antara sejumlah alamat atau tanda-tanda-tanda yang menunjukkan dengan qath'i akan kekafiran, kebohongan , dan kebatilannya (Dajjal). Dan tanda-tanda ini dinampakkan oleh Allah kepada setiap orang muslim yang tahu tulis baca maupun yang tidak tahu tulis baca, dan disembunyikannya untuk orang yang dikehendaki-Nya akan celaka dan terfitnah. Dan hal ini tidak dapat dihalangi sama sekali. "[Syarah Sahih Muslim oleh Imam Nawawi 18: 60]

[8]. Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti yang disebutkan dalam hadis Fatimah binti Qais ra mengenai kisah Al-Jasasah yang di dalam kisah (riwayat) itu Tamim Ad-Dari ra berkata. ".... Lain kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar (hebat) dan diikat sangat erat ...." [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asy-Röthis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 81].

[9]. Dalam hadis Imran bin Husein Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Ertinya: Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari kiamat itu tidak ada makhluk yang lebih besar [3] daripada Dajjal." [Sahih Muslim 18: 86-87].

[10]. Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abi Sa'ad Al-Khudri ra dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad. Kata Ibnu Shayyad kepada Abu Sa'id, "Saya bertemu orang ramai dan mereka mengira saya ini Dajjal. Bukankah anda pernah mendengar Rasulullah saw bersabda bahawa Dajjal tidak punya anak (keturunan)?" Abu Sa'id menjawab, "Betul" Ibnu Shayyad berkata lagi, "Padahal saya punya anak ...." [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikri Ibnu Shayyad 18: 50].

Perlu diperhatikan bahawa dalam riwayat-riwayat di muka disebutkan bahawa Dajjal itu buta matanya yang sebelah kanan. sedangkan pada riwayat yang lain disebutkan bahawa matanya yang butanya adalah sebelah kiri. padahal semua riwayat itu sahih ini merupakan suatu kemusykilan. Ibnu Hajjar berpendapat bahawa hadis Ibnu Umar yang dinyatakan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang menyifatkan Dajjal buta matanya yang sebelah kanan adalah lebih kuat daripada riwayat Muslim yang mengatakan bahawa yang buta adalah matanya sebelah kiri, sebab hadis yang disepakati sahihnya oleh Bukhari dan Muslim Iebih kuat daripada yang lain. [Fathul-Bari 13: 97]

Al-Qadhi 'Iyadh berpendapat bahawa kedua-dua belah mata Dajjal itu cacat. sebab semua riwayatnya sahih. Yang satu tidak bercahaya (ath-thafi'ah, dengan memakai huruf hamzah) yakni buta, dan ini untuk mata yang sebelah kanan sebagaimana. disebutkan dalam hadis Ibnu Umar. Dan matanya yang sebelah kiri ditumbuhi oleh daging pada sudutnya yang dapat menutupi sebahagian atau semua lensanya (ath-thafiyah) dengan menggunakan huruf ya '), dan ini yang dimaksudkan dengan buta matanya sebelah kiri. Jadi masing-masing mata Dajjal itu cacat. yang satu tidak dapat melihat sama sekali dan satu cacat dengan ditumbuhi daging. Imam Nawawi mengomentari jalan jama '(kompromi) seperti yang dikemukakan Qadhi' iyadh itu sangat bagus (Syarah Muslim 2: 235) dan dikuatkan pula oleh Abu Abdillah Al-Qurthubi [At-Tadzkirah: 663].

APAKAH DAJJAL MASIH HIDUP?
Apakah Dajjal itu sudah ada pada zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sebelum menjawab kedua-dua soalan di atas, terlebih dahulu kita harus mengetahui keadaan Ibnu Shayyad, apakah dia itu Dajjal atau bukan?

Kalau Dajjal itu bukan Ibnu Shayyad, maka apakah dia telah ada sebelum ke-munculannya dengan membawa fitnah?

Sebelum menjawab soalan-soalan di atas, marilah kita mengenal Ibnu Shayyad terlebih dahulu.

Ibnu Shayyad
Namanya: Shafi, dan ada yang mengatakan Abdullah bin Soyyad atau Shaid. la berasal dari kalangan Yahudi Madinah, ada yang mengatakan dari kalangan Ansar, dan dia masih kecil ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah.

Ibnu Katsir menyebutkan bahawa dia adalah Aslam, dan anaknya, "Amaroh, salah seorang pemuka tabi'in. Imam Malik dan lain-lain meriwayatkan hadis darinya. [An-Nihaya Fil Fitan 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini].

Adz-Dzahabi mengemukakan biodatanya dalam kitab beliau Asmaush-Shaha-bah. Beliau berkata, "Abdullah bin Soyyad dicatat oleh Ibnu Syahin [1] Beliau berkata," Dia adalah Ibnu Shaaid. Ayahnya seorang Yahudi, lalu Abdullah dilahirkan dalam keadaan buta sebelah matanya dan sudah berkhatan. Dialah yang dikatakan orang sebagai Dajjal, lalu dia masuk Islam. Dan dia adalah orang tabi'i [2] [Tajridu Asmaish-Shahabah 1:319 nombor 3366 karya Al-Hafizh Adz-Dzahabi, terbitan Darul Ma'rifah. Beirut "]

Perkataan Adz-Dzahabi itu kemudian di kutip pula oleh Al-Hafizh Ibnu beliau berkata. "Dia adalah orang yang punya putera" Amaroh bin Abdullah bin Soyyad, termasuk orang pilihan kaum muslimin dan sahabat Sa'id bin Al-Musayyab. Imam Malik dan lain-lain meriwayatkan hadis dari beliau. "

Kemudian Ibnu Hajar menyebutkan sejumlah hadis tentang Ibnu Shayyad sebagaimana akan kami kutip di sini lalu beliau berkata. "Secara garis besar. Tidak ertinya menyebut Ibnu Shayyad dalam kelompok sahabat. Sebab. Kalau dia itu Dajjal, maka sudah barang tentu dia bukan sahabat, kerana dia mati kafir dan kalau Ibnu Shayyad itu bukan Dajjal, maka mereka bertemu dengan Nabi saw dia belum masuk islam. "[Al-lshobah Fi Tamyizish-Shahabah, pada bahagian keempat, dalam pembahasan tentang orang yang bernama" Abdullah ", juz 3, halaman 133 karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, terbitan As-Sa'adah, Mesir, cetakan pertama. 1328 H.]

Tetapi jika ia masuk Islam selepas itu. maka ia adalah seorang Tabi'i yang pernah melihat Nabi saw sebagaimana dikatakan oleh Adz.-Dzahabi.

Dan di dalam kitabnya Tahdzibut Tahdzib, Ibnu Hajar mengenalpasti Amarah Ibnu Shayyad dengan mengatakan, "Amaroh bin Abdullah bin Soyyad Al-Ansari Abu Ayyub Al-Madani, meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdullah dan Sa'id bin Al-Musayyab dan Ata 'bin Yasar . sedang Adh-Dhahhak bin Utsman dan Imam Malik serta lain-lain meriwayatkan hadis dari Amaroj.

Ibnu Ma'in dan Nasai berkata. "Dia seorang kepercayaan." Abu Hatim berkata, "Dia seorang yang soleh haditsnya." Ibnu Sa'ad berkata. "Seorang kepercayaan. Dan sedikit hadis yang diriwayatkannya. Dan Malik bin Anas tidak mengunggulkan seorang pun atas dia."

Mereka mengatakan, "Kami adalah putera-putera Usyaihab bin Najjar, lalu mereka terkenal dengan Bani Najjar. Mereka sekarang menjadi kawan setia (mengikat janji setia) dengan Bani Malik bin Najjar, dan tidak diketahui dari keturunan siapa mereka ini." [Tahdzibut-Tahdzib 7: 418, nombor 681]